Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

PUISI KEMERDEKAAN

MERAH PUTIH Karya : Geisha Berani dan suci Berkibar bagi kejayaan negeri Menari dengan gemulai di angkasa Diterpa angin sepoi yang sejuk Merah Putih gagah perkasa Menyatukan harkat dan martabat Rakyat Indonesia Jiwa raga dipertaruhkan Demi membela keutuhanmu Darah mengalir membasahi bumi pertiwi Seruan kemerdekaan menggema Tersiar keseluruh belahan bumi Merdeka ! Merdeka ! Merdeka ! Merah Putih tertancap di tiang paling tinggi Melanjutkan cita-cita perjuangan pahlawan Tak gentar walau berulang kali terseret, tercabik-cabik, dibakar Bahkan dikubur sekalipun Jayalah bangsaku Indonesia Dirgahayu ke 73 Merah Putih kan terus berkibar Dan terjaga untuk kesatuan NKRI Watu Lumbung, 17  07 18

PUISI KEMERDEKAAN

TERIMAKASIH Karya : Geisha Proklamasi Kami bangsa Indonesia Dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya Merdeka ! Merdeka ! Merdeka ! Pentas kemerdekaan menggema Tersiar keseluruh dunia Rantai belenggu terkoyak Terimakasih pahlawanku Segala jasa baktimu bagi ibu pertiwi tiada ternilai Jiwa raga bagai tumbal perjuangan Darah yang menetes dari tubuhmu menjadi sesajian mewangi Apa balas kami bagimu Wahai pahlawan kemerdekaan Tanda jasa, yang tak kau nikmati Tabur bunga dan doa suci Perjuanganmu tetap terjaga Merah Putih tetap berkibar Proklamasi tetap berkumandang Tangan mengepal menjadi karya anak negeri Watulumbung, 17 07 18

PUISI PETANI

PEJUANG PETANI Karya : Geisha Cangkul dan bajak Itulah senjata kami Asa terpatri di dada Berjuang untuk petani Lahan kosong kami tanami Dengan berbagai flora Keringat  membasahi tubuh Menjadikan semangat untuk terus berjuang Tiba masa panen Hati kami begitu riang gembira Namun kadang kami menangis Kecewa dengan para tengkulak Kami menderita di negeri merdeka Diskriminalisasi karena mempertahankan tanah Didikte pasar atas harga produk pangan Diiming-iming ini dan itu dari perusahaan Lama kelamaan sawah dan ladang kami berubah bentuk Kearifan  lokal  telah lenyap Ditelan gedung-gedung bertingkat Tiada lagi padi menguning Burung-burung kehilangan kesejukan Gemercik air tak lagi terdengar Suara kodok pun lenyap Semua lenyap bagai dalam peti mati Bagaimana kami bisa tertawa Bahkan tersenyum pun tak sanggup kami beri Kehidupan kami terhimpit Tercabik diantara derunya suara mesin-mesin pabrik Dimana keadilan untuk petani Kami tersingkir dan terpinggirka

PUISI KEMERDEKAAN

EMAK Karya : Geisha Selamat pagi emak Katanya hari ini Indonesia merdeka Kita harus menaikkan bendera Merah Putih Mana tiang benderanya emak ? Kita ikut upacarakah? Layakkah kita ? Kita tak diundang emak Lagipula baju kita lusuh semua Orang-orang akan menertawakan kita emak Mencibir, menghina, bahkan mengusir Ah...sungguh malang nasib kita emak Terpuruk tak punya apa-apa Tak mengapa emak Aku tetap bahagia Walau keadaan kita yang kekurangan Hati kita kaya akan ketulusan Ayo emak Hormat bendera Merah Putih Kemudian kita tabur bunga di pusara  pahlawan Doa suci untuk jasa-jasanya Yogyakarta, 24 07 18