MAKALAH PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
OLEH : TIN DELS MARCE NDAWU, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil
data atau alat pengukurnya. Kalau alat pengambil datanya cukup reliabel dan
valid, datanya juga reliabel dan valid. Namun, masih ada satu hal lagi yang
harus dipertimbangkan, yaitu kualifikasi
si pengambil data. Beberapa alat pengambil data masyarakat memerlukan
kualifikasi tertentu pada pihak pengambil data. Misalnya, beberapa test psikologi tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang. Beberapa alat laboratorium juga menuntun dasar pendidikan dan pengalaman tertentu untuk dipergunakan secara benar. Persyaratan ini harus dipenuhi oleh peneliti, jika tidak, reliabilitas dan validitas yang terkumpul akan terganggu.
Disamping hal tersebut diatas, prosedur yang dituntut oleh setiap metode
pengambilan data yang digunakan harus dipenuhi secara tertib.
Pada umumnya setiap alat atau metode
pengambilan data mempunyai panduan
pelaksanaan. Panduan ini harus sejak awal dipahami oleh peneliti.
Bila menggunakan jasa orang lain untuk mengumpulkan
data, peneliti harus mempunyai cara untuk memperoleh
keyakinan bahwa pengalaman data itu telah dilaksanakan
menurut prosedur yang seharusnya.
Apa yang telah dibicarakan diatas ialah
seluk beluk pengambilan data primer,
yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya. Disamping data
primer terdapat data sekunder, yang sering kali juga diperlukan oleh peneliti. Data
sekunder itu biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya
data mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktifitas
suatu perguruan tinggi, data persediaan pangan disuatu daerah, dan sebagainya.
Mengenai data sekunder ini, peneliti tidak banyak dapat berbuat untuk menjamin
mutunya.
Dalam banyak hal, peneliti harus menerima menurut apa adanya. Pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut sumber sekunder.
Dalam banyak hal, peneliti harus menerima menurut apa adanya. Pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut sumber sekunder.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan
pengumpulan data ?
2. Apa saja teknik-teknik
dari pengumpulan data ?
3. Apa saja jenis-jenis dari
pengumpulan data ?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengumpulan
data
2. Untuk mengetahui teknik-teknik
pengumpulan data
3. Untuk mengetahui jenis-jenis
pengumpulan data
D.
Manfaat Penulisan
Memberi pengetahuan kepada setiap individu,
mengenai pengertian pengumpulan data, dan teknik pengumpulan data,
jenis-jenis pengumpulan data
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data
ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak
dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya
melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainya.
Proses pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang
diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
pertanyaan penelitian. Jawaban itu masih
perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan
data.
Data yang dikumpulkan ditentukan oleh
variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel
yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit
analisis sebagai sasaran penelitian. Variabel-variabel yang diteliti terdapat
pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang
dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel
yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting
dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.
B. Teknik-Teknik Pengumpulan Data
1.
Populasi
dan Sampel
Secara sederhana,
populasi dapat diartikan sebagai berikut:
·
Populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian (Suharsimi, 1998).
·
Populasi
adalah kumpulan dari individu dengan kwalitas serta ciri-ciri yang ditetapkan (
Nazir, 1983).
·
Populasi adalah sekumpulan obyek yang
lengkap dan jelas (Vincent, 1989).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa, populasi
adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda,
hewan, tumbuhan, gejala, nilai tesis, atau peristiwa sebagai sumber data yang
mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi, 1983).
Beberapa
jenis Populasi digolongkan menjadi:
a) Populasi
terbatas, adalah sumber data yang jelas batasnya secara kwantitatif sehingga
relative dapat dihitung jumlahnya. Contoh : 700.000 wisudawan wisudawati UST
Yogyakarta tahun 2015.
b) Populasi
tak terbatas, adalah sumber data yang tidak dapat ditentukan batasnya sehingga
relative tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.
Contoh:
Percobaan melemparkan sepasang dadu smpai tak terhingga kali lemparan, maka
setiap kali mencatat sepasang bilangan yang muncul akan mendapatkan sepasang
nilai yang tak terhingga banyaknya.
Berdasarkan
sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi:
(a)
Populasi homogen, adalah sumber data
yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan
jumlahnya secara kwantitatif.
(b)
Populasi heterogen, adalah sumber data
yang unsurnya memiliki sifata atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu
ditetapkan batas-batasnya, baik secara kwalitatif maupun secara kwantitatif
2.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan
sampel adalah suatu teknik atau cara mengambil sampel yang representative dari
populasi.
Beberapa
cara pengambilan smapel yang lazim dilakukan dalam penelitian:
a) Cara Random
Cara
ini disebut Random Sampling dan sampel yang diperoleh disebut sampel random.
Suatu cara disebut random kalau kita tidak memilih-milih individu-individu yang
kita tugaskan untuk mengisi sampel kita. Cara-cara yang digunakan untuk
merandomnisasi antara lain adalah :
(1) Cara
undian :
Cara
ini dilakukan sebagaimana jika kita mengadakan undian.
(a) Buat
daftar yang berisi semua subyek/individu
(b) Beri
kode nomer urut kepada semua subyek/individu itu
(c) Tulis
kode-kode itu masing-masing dalam selembar kertas kecil
(d) Gulung
kertas-kertas itu baik-baik
(e) Masukkan
gulungan kertas itu ke dalam tempolong
(f) Kocok
baik-baik tempolong itu
(g) Ambil
kertas-kertas gulungan itu satu demi satu sampai jumlah yang kita perlukan
tercapai.
Dengan
cara semacam itu cara memilih-milih
telah dihadirkan. Cara undian ini kadang disebut cara mekanik.
(2) Cara
ordinal
Cara
ini diselenggarakan dengan menyusun subyek dalam suatu daftar dan mengambil
mereka yang akan ditugaskan ke dalam sampel dari atas ke bawah dengan jalan
misalnya mengambil mereka yang bernomor ganjil
atau genap, yang bernomor kelipatan angka tiga, kelipatan angka lima,
dan sebagainya.
Langkah-langkahnya
sebagai berikut :
(a) Buat
suatu daftar yang berisi semua
individu, dengan nomor urutnya.
(b) Ambil
dari mereka yang terdaftar itu menurut ketetapan yang telah ditentukan,
misalnya siapa-siapa yang bernomer genap, siapa-siapa yang bernomor kelipatan
angka lima, sampai keperluan terpenuhi.
(3) Randomisasi
dari tabel bilangan random : cara inilah yang paling banyak digunakan oleh para
ahli statistik dan para penyelidik.
Sebab, kecuali prosedurnya sangat sederhana, juga kemungkinan penyelewengan
dapat dihindarkan sejauh-jauhnya.
b) Cara Strata
Cara
ini ditujukan untuk populasi yang berkelompok (memiliki stratum), dengan tujuan
agar anggota populasi terpilih secara acak dan setiap kelompok yang ada pada
populasi dapat terwakili.
c) Non Random Sampling
Sampling
yang bukan random sampling disebut non random sampling. Dalam non random
sampling tidak semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk
ditugaskan menjadi sampel.
d) Stratified Sampling
Stratified
sampling biasa digunakan jika populasi terdiri dari golongan-golongan yang
mempunyai susunan bertingkat. Dalam banyak penyelidikan seorang penyelidik tidak
menghadapi suatu populasi yang utuh homogin, melainkan suatu populasi yang
menunjukkan adanya lapisan-lapisan atau strata.
e) Purposive Sampling
Dalam
purposive sampling pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas cirri-ciri atau
sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paud yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Nama purposive sampling menunjukkan
bahwa teknik ini digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sebagai
contoh: penyelidikan untuk menetapkan sikap rakyat terhadap sesuatu masalah
pendidikan dimana hanya diambil sampel-sampel subyek dari kota-kota besar,
sedang, dan kecil dengan jalan interview atau angket. Penetapan kota-kota yang
dimasukkan ke dalam sampel didasarakan atas penyelidikan yang mendahului
seperti sensus penduduk dan semacamnaya.
f) Quota Samplig
Cara
ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Jika
peneliti mengambil sampel dari populasi penelitian dengan cara menentukan sejumlah
anggota sampel secara qantun atau jatah, teknik sampling semacam itu disebut
quota sampling.
Kelemahan
Quota Sampling :
·
Tuntutan-tuntutan teori probabilitas
tentang representativitas sampel tidak dipenuhi.
·
Para pengumpul data umumnya tidak
diawasi dengan seksama
·
Sifat-sifat populasi yang dijadikan
kriterium tidak dibatasi dengan tegas
·
Variasi subyek dalam sampel kurang
mendapat perhatian dan dalam analisa tidak ada teknik yang digunakan untuk
memperhitungkan atau menaksir kesalahannya.
g) Incidental
Sampling
Incidental
sampling adalah apa yang adalah disebut incidental sampling atau sampling
kebetulan. Dalam teknik sampling ini yang dijadikan anggota sampling apa atau
siapa saja yang kebetulan dijumpai ditempat-tempat tertentu, di warung-warung, di
cafeteria, di lapangan, di stasiun, dan sebagainya.
h) Propotinal
Sampling
Bilamana
dalam suatu sampling proporsi atau perimbangan unsur-unsur atau
kategori-kategori dalam populasi diperhatikan dan diwakili dalam sampel, teknik
ini disebut proportional sampling. Untuk dapat memenuhi proportional
pertama-tama harus diketahui lebih dulu macamnya unsure-unsur atau kategori
dalam populasi.
i) Area
Sampling
Dalam
area sampling suatu daerah besar dibagi-bagi ke dalam daerah-daerah kecil, dan
daerah-daerah kecil ini pada gilirannya dibagi-bagi lagi menjadi daerah-daerah
yang lebih kecil lagi. Dalam research-research sosial teknik sampling ini kerap
kali digunakan.
Contoh
: jika suatu kecamatan dijadikan populasi penyeliidikan, dengan area sampling
dipilihlah beberapa desa yang mewakili seluruh kecamatan itu. Jika diperlukan
dari beberapa desa yang sudah dipilih diadakan lagi pemilihan terhadap beberapa
dukuh yang dipandang mewakili masing-masing desa.
j) Cluster
Sampling
Jika
populasi terdiri dari cluster-cluster atau rumpun-rumpun, seperti misalnya
populasi SMA terdiri dari SMA-SMA Negeri, Swasta, dan Bersubsidi, dan pemilihan
sampel-sampel penyelidikan didasarkan atas cluster-cluster itu, teknik ini
disebut cluster sampling. Cluster sampling tidak tidak memilih
individu-individu, melainkan cluster-cluster. Dengan begitu maka kesimpulan
dari penyelidikan culter sampling tidak berlaku untuk nindividu-individu,
melainkan untuk cluster-cluster secara keseluruhannya.
k) Combined
Sampling
Beberapa
dari sampling-sampling tersebut di atas dapat dikombinasikan sehingga merupakan
sampling kombinasi. Misalnya statifiet sampling memperhatikan proporsi dari
tiap-tiap stratum, samplingnya menjadi proportional stratifiet sampling. Jika
seterusnya pemilihan subyek dalam tiap-tiap stratum dilakukan dengan teknnik
rundom sampling, nama samplingnya menjadi proportional stratifiet random
sampling.
l) Double
Sampling
Double
sampling atau sampling kembar sangat baik untuk research pendidikan yang
menggunakan angket yang dikirim dengan pos sebagai usaha penampungan bagi
mereka yang tidak mengembalikan data angket. Mereka yang teelah mengembalikan
daftar angket dimasukkan dalam sampel pertama, dan mereka yang tidak
mengembalikan dalam sampel kedua. Informasi yang diperlukan dalam sampel kedua
ini, karena tidak dapat diperoleh dengan jalan angket,kemudian dapat dicapai
dengan jalan interview. Kedudukan dari sampel kedua dengan demikian adalah
sebagai pelengkap sumber informasi.
m) Statististik
dan Parameter
Segala
bilangan sebagai hasil pengukuran atau perhitungan yang dilakukan dalam sampel
akan memberikan beberapa bahan atau data deskriptif. Data deskriptif yang
diperoleh dari sampel disebut data statistik atau statistik.
Parameter
adalah seegala hasil pengukuran atau perhitungan dari populasi.
n) Cara
Sistematik
Cara
ini hampir sama dengan cara random, namun dilakukan secara sistematik, yaitu
mengikuti suatu pola tertentu dari nomor anggota populasi yang dipilih secar
random, berdasrkan jumlah sampel yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Misalnya
kita menghendaki sebuah sampel berukuran 60 dari sebuah populasi yang berukuran
600. Setelah setiap individu dari populasi diberi nomor urut 001sampai 600,
bagilah individu itu menjadi 60 kelompok ( subpopulasi ), yang setiap kelompoknya
terdiri dari 10 individu. Subpopulasi pertama berisi individu bernomor 001
sampai dengan 010, subpopulasi kedua berisi individu bernomor 011 sampai dengan
020, dan seterusnya sampai subpopulasi yang ke 60 berisi individu dengan nomor
591 saqmpai dengan 600.
3.
Tes
Tes
sebagai instrument pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,
kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ada
beberapa macam tes instrument pengumpul data, antara lain :
a) Tes
kepribadian
Tes
kepribadian adalah tes yang digunakan untuk mengungkapkan kepribadian seseorang
b) Tes
bakat
Tes
bakat atau talent tes adalah tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui
bakat seseorang
c) Tes
prestasi
Tes
presstasi atau achievement, adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu
d) Tes
inteligensi
Tes
inteligensi adalah tes yang digunakan untuk membuat penaksiran atau perkiraan terhadap
tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada
orang yang diukur intelegensinya.
e) Tes
sikap
Tes
sikap atau attitude test adalah tes yang digunakan untuk mengadakan pengukuran
terhadap berbagai sikap seseorang
4.
Wawancara
Wawancara
dalah instrument pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi
langsung dari sumbernya.
Berdasarkan
sifat pertanyaan , wawancara dapat dibedakan menjadi:
a) Wawancara
terpimpin, pertanyaan diajukan menurut daftar pertanyaan yang telah disusun.
b) Wawancara
bebas, terjadi Tanya jawab bebas anatara pewawancara dan responden, tetapi
pewawancara mengguanakan tujuan penelitian sebagai pedoman.
c)
Wawancara bebas terpimpin, merupakan
perpaduan santara wawancara bebas dan wawancara terpimpin.
Dalam pelaksanaannya
pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal
yang akan ditanyakan. Keuntungan wawancara adalah :
a) Wawancara
dapat digunakan pada responden yang tidak
bisa membaca dan menulis.
b) Jika
ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara
dapat segera menjelaskannya.
c) Wawancara
dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan
pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-
gerik responden.
pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-
gerik responden.
Kerugian
wawancara adalah :
a) Wawancara
memerlukan biaya yang sangat banyak untuk perjalanan dan uang harian
pengumpulan data.
b)
Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah
responden yang lebih
kecil.
kecil.
c)
Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu responden.
Daftar
pertanyaan untuk wawancara ini disebut sebagai interview schedule. Sedangkan
catatan garis besar tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan disebut pedoman
wawancara (interview guide).
a) Untuk mendapatkan penerimaan dan kerja sama
dengan responden ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan :
b) Penampilan
fisik
c) Sikap
dan tingkah laku pewawancara
d) Identitas
e) Persiapan
f) Pewawancara
harus bersikap netral dan tidak mengarahkan jawaban atau tanggapan responden.
5.
Angket
atau Kuesioner (Questionnaires)
Angket
atau questioneri adalah instrument pengumpul data yang digunakan dalam teknik
komunikasi tak langsung, artinya responden secara tidak langsung menjawab
daftar pertanyaan tertulis yang dikirim melalui media tertentu.
Keuntungan
dari teknik angket adalah :
a) Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah
besar
karena dapat dikirim melalui pos.
karena dapat dikirim melalui pos.
b) Biaya yang diperlukan untuk membuat angket
relative
murah.
murah.
c) Angket tidak terlalu menggangu responden
karena
pengisiannya ditentukan oleh responden sendiri sesuai
dengan kesediaan waktunya.
pengisiannya ditentukan oleh responden sendiri sesuai
dengan kesediaan waktunya.
Kerugiaan teknik angket :
1) Jika
angket dikirimkan melalui pos, maka presentasi yang dikembalikan relative
rendah.
2) Angket tidak dapat digunakan untuk responden
yang kurang bisa membaca dan menulis.
3) Pertanyaan-pertanyaan
dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat
penjelasan.
4) Dalam
membuat jawaban alternative untuk pertanyaan tertutup atau dalam
menggolong-golongkan jawaban yang diberikan pada pertanyaan terbuka perlu
diperhatikan ketentuan-ketentuan berikut :
Penggolongan hanya
didasarkan atas satu prinsip atau satu
dimensi. Dengan syarat ini adalah :
dimensi. Dengan syarat ini adalah :
(a) Untuk
menghindari agar seseorang tidak dapat masuk dalam lebih dari satu golongan.
(b) Golongan-golongan
yang dibuat harus saling meniadakan, artinya jika seseorang sudah dimasukan
kedalam satu golongan, ia tidak dapat dimasukkan kedalam golongan lainnya.
(c) Golongan-golongan yang dibuat harus
menyeluruh, artinya tidak seorang pun yang tidak termasuk kedalam salah satu
golongan yang dibuat.
Terdapat beberapa
pedoman yang harus diperhatikan dalam membuat pertanyaan-pertanyaan untuk
instrument penelitian :
1.
Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat
harus jelas dan tidak meragukan.
2.
Hindari pernyataan atau pertanyaan
ganda.
3.
Responden harus mampu menjawab agar
dapat dipercaya.
4.
Pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan-pernyataan harus relevan (berkenaan dengan tujuan penelitian).
5.
Pertanyaan atau pernyataan yang pendek
adalah terbaik.
6.
Hindari pertanyaan, pernyataan atau
istilah bias, termasuk tidak menanyakan pertanyaan atau mengajukan pertanyaan
yang sugestif (mendorong responden untuk menjawab kearah tertentu).
7.
Angket yang dikirimkan harus disertai
surat pengantar yang menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta siapa
penelitinya.
8.
Perlu juga untuk melampirkan sampul
pengembalian yang sudah beralamat dan sudah berprangko cukup.
Beberapa
angket yang sering digunakan:
a) Angket
berstuktur, jawaban pertanyaan yang diajukan sudah disediakan. Responden
diminta untuk nenilih satu jawaban yang sesuai dengan dirinya (pertanyaan
bersifat tertutup)
Contoh
:
1. Apakah
anda termasuk alumni Pasca Sarjana UST ?
a. Ya
b. Tidak
2. Jika
ya, tahun berapa anda lulus ?
a. 1
tahun
b. 2
tahun
c. 3
tahun
d. 4
tahun
2) Angket
tak berstruktur, pertanyaan diajukan dalam bentuk pertanyaan terbuka. Jadi,
responden diberikan kebebasan untuk menjawab pertanyaan menurut pendapatnya
sendiri.
Contoh :
1. Bagaimanakah
pendapat Anda tentang sistem perkuliahan di Pasca Sarjana UST ?
………………………………………………………………
2. Apakah
Anda mempunyai saran tentang sistem perkuliahan di Pasca Sarjana UST ?
………………………………………………………………
6.
Pengamatan
(Observation)
Pengamatan (observation)
adalah setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, pengamatan dengan
menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan
pertanyaan-pertanyaan.
Observasi juga
diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan
terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga
observasi berada bersama objek yang diselidiki, disebut observasi langsung.
Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yan dilakukan tidak pada
saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan dilakukan tidak pada saat
berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa
tersebut diamati melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian foto. Hal-hal
yang perlu diperhatikan oleh orang yang melakukan observasi (observer) agar
penggunaan teknik ini dapat menghimpun data secara efektif adalah sebagai
berikut :
a) Pemilikan
pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan diobservasi.
b) Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus pada
penelitian yag dilaksanakannya.
c) Penentuan
cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data. Pertimbangan pencatatan
langsung ditempat langsung atau setelah observasi haruslah saksama. Demikian
juga alat pencatat data, yaitu Anecdotal record, catatan berskala, check
list, rating scale atau mechanical devide perlu dipertimbangkan.
Observasi
juga dapat dilakuakan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut
jenis observasi, (Suharsimi Arikunto: 200) yaitu :
1. Observasi
non-sistematis, yang dilakukan oleh
pengamat dengan tidak menggunakan instrument pengamatan.
2. Observasi
Sistematis, yang dilakukan oleh
pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang
mungkin timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, observator tinggal
memberikan tanda atau tally pada kolom tempat peristiwa muncul. Cara bekerja
seperti ini disebut sistem tanda (sign System).
Sign
system digunakan sebagai instrument pengamatan situasi pengajaran sebagai
sebuah potret sesuai pengajaran sebagai sebuah potret selintas (snapshot).
Misalnya : guru menerangkan, guru menulis di papan tulis, guru bertanya kepada
seorang murid, guru menjawab, murid bertanya, murid berteriak, dan sebagainya. Setelah
pengamatan dalam satu periode tertentu, semua kejadian di cek. Kejadian yang
muncul lebih dari satu kali dalam satu periode pengamatan, hanya dicek satu
kali. Dengan demikian akan diperoleh gambar tentang apa kejadian yang muncul
dalam situasi pengajaran ( Suharsimi Arikunto:200).
7.
Catatan
Anekdok
Daftar
catatan Anekdok adalah catatan peneliti
mengenai segala sesuatu yang terjadi pada saat pengamatan berlangsung.
Peristiwa atau sesuatu yang dianggap penting dicatat dengan singkat tanpa harus
mengikuti aturan tertentu.
8.
Daftar
Cek (Check List)
Adalah
suatu daftar yang berisi subyek dan
aspek-aspek yang akan diamati. Ceklis dapat menjamin bahwa peneliti mencatat
tiap-tiap kejadian sekecil apapapun yang dianggap penting.
Contoh
: Check list tentang keaktifan siswa dalam berdiskusi
kelompok pada mata pelajaran matematika.
kelompok pada mata pelajaran matematika.
No
|
Nama Siswa
|
SB
|
B
|
C
|
K
|
SK
|
1
|
Lia
|
|
√
|
|
|
|
2
|
Tri
|
|
|
√
|
|
|
3
|
Angel
|
√
|
|
|
|
|
4
|
Noel
|
|
√
|
|
|
|
5
|
Sasongko
|
|
|
|
√
|
|
Keterangan
:
SB
= Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K =
Kurang
SK
= Sangat Kurang
9.
Skala
Sikap
Bentuk-bentuk
skala sikap yang perlu diketahui:
Skala
Likert, mengharuskan responden untuk menjawab suatu pertanyaan dengan jawaban : Sangat Setuju (ss), Setuju (s),
Tidak Menjawab (n), Tidak Setuju (T), dan Sangat Tidak Setuju (ST) setiap
jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap.
Untuk
pertanyaan positif :
SS
= 5, S = 4, N = 3, T = 2, ST = 1
Untuk
pertanyaan negatif :
SS
= 1, S = 2, N = 3, T = 4, ST = 5
Contoh
:
Berilah
lingkaran pada huruf yang tersedia.
No
|
PERTANYAAN
|
SS
|
S
|
N
|
T
|
ST
|
1
|
Dalam
belajar harus fokus pada satu titik pelajaran agar sukses dengan memuaskan
|
|
|
|
|
|
2
|
Prestasi
belajar dapat ditingkatkan dengan rajin membaca
|
|
|
|
|
|
a) Skala
Diferensial Semantik
Pada
skala ini, responden diminta untuk menjawab atau memberikan penilaian terhadap suatu
konsep atau obyek tertentu, misalnya kepemimpinan, prosedur kerja, aktvitas,
dan sebagainya.
Skala
ini menunjukkan suatu keadaan yang saling bertentangan, misalnya : aktif-pasif,
tertutup-terbuka, baik-buruk, dan sebagainya.
Contoh
:
Mengamati
hubungan antara sesame mahasiswa MP II A dalam satu kelas.
Jawabannya
ditulis dengan format sebagai berikut :
Intim
…. …. …. …. …. …. …. Renggang
3 2
1 0 -1
-2 -3
b) Skala
Thurstone, meminta responden untuk memilih pernyataan yang ia setujui dari
beberapa pernyaan yang menyajikan pandangan yang berbeda-beda.
c) Setiap
item mempunyai asosiasi nilai antara satu sampai dengan 11, tetapi
nilai-nilainya tidak diketahui oleh responden. Pemberian nilai ini berdasarkan
jumlah tertentu pertanyaan yang dipilih oleh responden mengenai angket itu. Perbedaan
antara skala thurstone dan skala likert ialah pada skala thurstone interval
yang panjangnya sama memiliki intensitas kekuatan yang sama, sedangkan pada skala
likert tidak perlu sama.
Contoh
:
1. Pilih
5 dari 10 pertanyaan berikut ini :
2. Saya
memilih pekerjaan sebagai guru walaupun tahu bahwa jabatan guru itu bukan pekerjaan komersial.
3. Bila
saya seorang mahasiswa Pasca Sarjana MP II A, saya akan mengusulkan pemakaian
atribut tertentu saat kuliah, misalnya menggunakan cirri khas daerah masing-masing.
4. Saya
lebih berbangga diri bila saya lebih memiliki kemampuan dalam mengajarkan
sesuatu daripada menguasai bidang studi.
5. Apa
yang dapat dibanggakan oleh seorang guru : gaji pas-pasan, pergi mengajar naik
kendaraan umum, di sekolah sering berhadapan dengan anak-anak nakal, dan
lain-lain.
6. Nikmatnya
menjadi guru ialah bila kita berhasil menerangkan sesuatu kepada siswa yang
memperoleh kesukaran belajar.
7. Sebagai
guru, saya patut berbangga diri sebab gurulah yang paling lama bergaul dengan
anak muda dalam pembentukan bangsa.
8. Semestinya
gaji guru lebih besar daripada gaji pegawai non-guru.
9. Apa
perlunya guru berbangga diri atas keberhasilan anak didiknya karena mereka
sendiri sering tidak pernah merasa diamati.
10.
Alangkah baiknya ia membimbing saya. Bila
saya jadi pembimbing, insya Allah saya akan menirunya.
11.
Seandainya saya mahasiswa Pasca Sarjana
MP II A UST, sedapat mungkin saya akan menyembunyikan identitas saya.
(Skor
untuk pernyataan itu adalah : 1-10, 2-7, 3-6, 4-2, 5-8,
6-9,
7-4, 8-3, 9-5, 10-1).
Bila
seorang calon guru memilih nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, skornya dari angket itu
sama dengan (10+7+6+8+9):5= 40:5= 8.
Kesimpulannya
ialah kebanggaan calon guru menjadi guru adalah tinggi. (Ruseffendi, 1998).
Skala
Guttman, merupakan skala komulatif. Jika seseorang menyisakan pertanyaan yang
berbobot lebih berat, ia akan mengiyakan pertanyaan yang kurang berbobot
lainnya.
Skala
Guttman ingin mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang
multidimensi. Skala Guttmen disebut juga skala scalogram yang sangat baik untuk
meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang
diteliti, yang sering disebut dengan atribut universal.
10. Pengujian ( testing)
Pengujian
hipotesis dapat dilakukan dengan berbagai
cara antara lain:
a) Uji
Z
Dapat
diterapkan untuk menguji hipotesis dalam penelitian satu pelakuan yang
menggunakan presentase akan tetapi layaknya statistik inferensia yang memiliki
sifat dapat memprediksi, mengestimasi, dan menggeneralisasi, mengharuskan
dipenuhinya beberapa syarat pengukuran. Langkah-langkah pengujian dilakukan
sebagai berikut:
(1) Menentukan
sampel respresentatif
(2) Merumuskan
hipotesis yang akan diuji
(3) Menguji
normalisasi sebaran data
(4) Jika
data berdistribusi normal, dilanjutkan dengan menghitung nilai Z
(5) Menguji
hipotesis
Jika
distribusi data tidak normal, dilanjutkan dengan tes median.
b) Normalitas
Menguji
normalitas data kerapkali disertakan dalam suatu analisis inferensial untuk
satu atau lebih kelompok sampel. Normalitas sebaran data menjaddi data asusmsi
yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statististik apa yang dipakai dalam
penganalisaan seelanjutnya.
c) Korelasional
adalah suatu kegiatan menganalisis data tentang hubungan/ kaitan antar variable
dalam suatu penelitian dengan menggunakan teknik-teknik statistic.
d) Koefisien
Korelasi
Kuat
lemahnya hubungan antar variable yang dianalisis itu dapat diketahui dari
koefisien korelasi (angka korelasi ) yang diperoleh. Selain itu, koefisien
korelasi juga memperlihatkan arah korelasi antara vareabel yang diteliti.
Terdapat arah korelasi yang positif (+) , yaitu yang menunjukkan adanya
korelasi sejajar yang searah. Jadi apabila variabel X mengalami pertambahan
(naik) , hal ini akan diikuti pula oleh pertambahan variable Y. sebaliknya ,
pengurangan (penurunan) variable X diikuti oleh penurunan variable Y. ada pula
arah korelasi yang negative (-), yaitu yang menunjukan adanya korelasi sejajar
dua variable yang diteliti, tetapi berlawanan arah (bertentangan, berkebaikan).
Jadi, kenaikan variable X diikuti oleh penurunnan variable Y.
e) Koefisien
Determinasi
Adalah
kuadrat dari koefisien korelasi yang dikalikan dengan 100. Koefisien
determinasi mengandung arti bahwa besarnya prosentase varians variable yang
satu ditentukan oleh varians variable lain. Jadi, seandainya diketahui
koefisien korelasi variable X dengan variable Y besarnya adalah r = 0,752 maka nilai
r2 = 0,5655. Artinya 56, 55 % , sedangkan sisanya 43,45 % ditentukan oleh
vareabel lain yang perlu diteliti lebih lanjut (tidak diteliti dalam penelitian
ini).
f) Regresi
Linier Sederhana
Makna
koefien korelasi hanyalah memperlihatkan arah dan kekuatan hubungan dari dua
atau lebih vareabel yang dikorelasikan. Untuk mengetahui bagaimana
ketergantungan vareabel terhadap vareabel lain yang diperlukan teknik analisis
yang lain, yaitu regresi linier sederhana:
(1) Analisis
korelasi (Bivariat)
·
Bertujuan mengetahui derajat keeratan
hubungan antara dua variable.
·
Dalam analisi korelasi tidak perlu
dibedakan variable independen dan variable dependen.
(2) Analisis
Regresi (Sederhana)
·
Bertujuan tidak hanya mengukur derajat
keeratan hubungan tetapi juga menduga besarnya arah hubbungan itu serta menduga
besarnya variable dependen jika nilai variable independen diketahui.
12.
Dokumentasi
(documentation)
Dokumentasi
suatu teknik pengumpulan data dengan
meghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Dalam melaksanakan metode dokumen dokumentasi, peneliti menyelediki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
meghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Dalam melaksanakan metode dokumen dokumentasi, peneliti menyelediki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
Metode
dokumentasi dapat dilaksanakan dengan
(
Suharsimi Arikunto:201-202) :
a) Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis
besar atau kategori yang akan dicari datanya
Contoh
:
Pendapat
Tentang Diri Dosen Metodologi
Nama
mahasiswa :…………..
Nim :…………..
1. Cara
mengajar
Tidak
memuaskan
|
Kurang
memuaskan
|
Cukup
memuaskan
|
Memuaskan
|
Sangat
memuaskan
|
|
|
|
|
|
b) Chek-list, yaitu daftar variable yang akan
dikumpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti tinggal memberikan tanda atau tally
setiap pemunculan gejala yang dimaksud.
Dalam
pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja,
tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol.
C.Jenis-Jenis
Pengumpulan Data
1. Jenis Data Menurut Sumber
a)
Data Primer (Langsung)
Pengertian Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari
individu atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek,
kejadian atau hasil pengujian (benda). Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan
data dengan cara menjawab pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian
benda (metode observasi).
b) Data Sekunder (tidak langsung)
Pengertian Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui
media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti
yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan secara umum. Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan
data dengan cara berkunjung ke perpustakaan, pusat kajian, pusat arsip atau
membaca banyak buku yang berhubungan dengan penelitiannya.
2.Jenis Data
Menurut Sifat
a. Data Faktual (berdasarkan pada fakta)
Suatu kejadian yang bersifat nyata, benar-benar terjadi
tetapi tidak terikat dengan waktu, dengan kata lain suatu kejadian yang faktual
bisa terjadi di masa lalu ataupun masa sekarang.
b. Data Valensi (Berdasarkan Pada Opini)
1) Jenis data menurut kepentingan statistik
2) Data nominal (kualitatif non gradual)
3) Data ordinal (kualitatif gradual)
Data ordinal adalah data statistik yang mempunyai daya
berjenjang, tetapi perbedaan antara angka yang satu dan angka yang lainnya
tidak konstan atau tidak mempunyai interval yang tetap.
4) Data Interval (kuantitatif non mutlak)
Data interval adalah data yang jarak antara satu dan lainnya
sama dan telah ditetapkan sebelumnya.
5) Data Ratio (kuantitatif mutlak)
Data ratio adalah jenis data yang mempunyai tingkatan
tertinggi. Data ini selain mempunyai interval yang sama, juga mempunyai nilai
nol (0) mutlak, misalnya hasil pengukuran panjang, tinggi, berat.
BAB III
KESIMPULAN
Metode
pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang
abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi
dan lainya.
Jenis
data menurut sumber :
1.
Data primer ( langsung)
2.
Data sekunder (tidak
langsung)
Jenis
data menurut sifat :
1.
Data faktual
(berdasarkan pada fakta)
2.
Data valensi (berdasarkan
pada opini)
Jenis
data menurut kepentingan statistik :
1.
Data nominal (kualitatif
non gradual)
2.
Data ordinal
(kualitatif gradual)
3.
Data interval
(kuantitatif nonmutlak)
4.
Data ratio (kuantitatif
mutlak)
Tehnik
pengumpulan data :
1.
Wawancara (interview)
2.
Angket (questionnaire)
3.
Pengamatan
(observation)
4.
Pengujian (testing)
5.
Dokumentasi
(documentation)
DAFTAR PUSTAKA
Moersetyo Rahadi, Subana , Sudrajat, 2000, Statistik
Pendidikan,
Bandung, CV Pustaka Setia
Bandung, CV Pustaka Setia
Suharsimi Arikunto, 2013, Proseedur Penelitian, Jakarta, PT Rineka
Cipta
Cipta
Sutrisno Hadi, 2000,Yogyakarta, Andi
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-faktual-dan-aktual/
diakses 24-11-2017
Komentar
Posting Komentar