MAKALAH PENGUMPULAN DATA PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
OLEH : TIN DELS MARCE NDAWU, S.Pd



BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
          Kualitas  data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat pengukurnya. Kalau alat pengambil datanya cukup reliabel dan valid, datanya juga reliabel dan valid. Namun, masih ada satu hal lagi yang harus dipertimbangkan,  yaitu kualifikasi si pengambil data. Beberapa alat pengambil data masyarakat memerlukan kualifikasi tertentu pada pihak pengambil data.  Misalnya, beberapa test psikologi tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Beberapa alat laboratorium juga menuntun dasar pendidikan dan pengalaman tertentu untuk dipergunakan secara benar. Persyaratan ini harus dipenuhi oleh peneliti, jika tidak, reliabilitas dan validitas yang terkumpul akan terganggu. Disamping hal tersebut diatas, prosedur yang dituntut oleh setiap metode pengambilan data yang digunakan harus dipenuhi secara tertib.
        Pada umumnya setiap alat atau metode pengambilan data mempunyai panduan pelaksanaan. Panduan ini harus sejak awal dipahami oleh peneliti. Bila menggunakan jasa orang lain untuk mengumpulkan data, peneliti harus mempunyai cara untuk memperoleh keyakinan bahwa pengalaman data itu telah dilaksanakan menurut prosedur yang seharusnya.
      Apa yang telah dibicarakan diatas ialah seluk beluk pengambilan data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya.     Disamping data primer terdapat data sekunder, yang sering kali juga diperlukan oleh peneliti. Data sekunder itu biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktifitas suatu perguruan tinggi, data persediaan pangan disuatu daerah, dan sebagainya. Mengenai data sekunder ini, peneliti tidak banyak dapat berbuat untuk menjamin mutunya.
     Dalam banyak hal, peneliti harus menerima menurut apa adanya. Pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut sumber sekunder.

B.           Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan pengumpulan data ?
2.     Apa saja teknik-teknik dari pengumpulan data ?
3.     Apa saja jenis-jenis dari pengumpulan data ?

C.           Tujuan Penulisan
1.     Untuk mengetahui pengumpulan data
2.     Untuk mengetahui teknik-teknik pengumpulan data
3.     Untuk mengetahui jenis-jenis pengumpulan data
D.           Manfaat Penulisan
Memberi pengetahuan kepada setiap individu, mengenai pengertian pengumpulan data, dan teknik pengumpulan data, jenis-jenis pengumpulan data 





                                   BAB II
                            PEMBAHASAN

A.   Pengertian Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainya.
        Proses pengumpulan  data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.  Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data.
       Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian. Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang  penting  dalam  hubungannya  dengan  pengumpulan  data, yaitu indikator empiris  dan  pengukuran.

B. Teknik-Teknik Pengumpulan Data
1.     Populasi dan Sampel
Secara sederhana, populasi dapat diartikan sebagai berikut:
·        Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi, 1998).
·         Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kwalitas serta ciri-ciri yang ditetapkan ( Nazir, 1983).
·        Populasi adalah sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas (Vincent, 1989).
          Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tesis, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi, 1983).
Beberapa jenis Populasi digolongkan menjadi:
a)       Populasi terbatas, adalah sumber data yang jelas batasnya secara kwantitatif sehingga relative dapat dihitung jumlahnya. Contoh : 700.000 wisudawan wisudawati UST Yogyakarta tahun 2015.
b)    Populasi tak terbatas, adalah sumber data yang tidak dapat ditentukan batasnya sehingga relative tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.
Contoh: Percobaan melemparkan sepasang dadu smpai tak terhingga kali lemparan, maka setiap kali mencatat sepasang bilangan yang muncul akan mendapatkan sepasang nilai yang tak terhingga banyaknya.
Berdasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi:
(a)              Populasi homogen, adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kwantitatif.
(b)             Populasi heterogen, adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifata atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kwalitatif maupun secara kwantitatif
2.      Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah suatu teknik atau cara mengambil sampel yang representative dari populasi.
Beberapa cara pengambilan smapel yang lazim dilakukan dalam penelitian:
a)    Cara Random
Cara ini disebut Random Sampling dan sampel yang diperoleh disebut sampel random. Suatu cara disebut random kalau kita tidak memilih-milih individu-individu yang kita tugaskan untuk mengisi sampel kita. Cara-cara yang digunakan untuk merandomnisasi antara lain adalah :
(1) Cara undian :
Cara ini dilakukan sebagaimana jika kita mengadakan undian.
(a)  Buat daftar yang berisi semua subyek/individu
(b) Beri kode nomer urut kepada semua subyek/individu itu
(c)  Tulis kode-kode itu masing-masing dalam selembar kertas kecil
(d) Gulung kertas-kertas  itu baik-baik
(e)  Masukkan gulungan kertas itu ke dalam tempolong
(f)   Kocok baik-baik tempolong itu
(g)  Ambil kertas-kertas gulungan itu satu demi satu sampai jumlah yang kita perlukan tercapai.
Dengan  cara semacam itu cara memilih-milih telah dihadirkan. Cara undian ini kadang disebut cara mekanik.
(2) Cara ordinal
Cara ini diselenggarakan dengan menyusun subyek dalam suatu daftar dan mengambil mereka yang akan ditugaskan ke dalam sampel dari atas ke bawah dengan jalan misalnya mengambil mereka yang bernomor ganjil  atau genap, yang bernomor kelipatan angka tiga, kelipatan angka lima, dan sebagainya.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
(a)  Buat suatu daftar  yang  berisi  semua individu, dengan nomor urutnya.
(b) Ambil dari mereka yang terdaftar itu menurut ketetapan yang telah ditentukan, misalnya siapa-siapa yang bernomer genap, siapa-siapa yang bernomor kelipatan angka lima, sampai keperluan terpenuhi.
(3) Randomisasi dari tabel bilangan random : cara inilah yang paling banyak digunakan oleh para ahli statistik dan para  penyelidik. Sebab, kecuali prosedurnya sangat sederhana, juga kemungkinan penyelewengan dapat dihindarkan sejauh-jauhnya.
b)    Cara Strata
Cara ini ditujukan untuk populasi yang berkelompok (memiliki stratum), dengan tujuan agar anggota populasi terpilih secara acak dan setiap kelompok yang ada pada populasi dapat terwakili.
c)     Non Random Sampling
Sampling yang bukan random sampling disebut non random sampling. Dalam non random sampling tidak semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk ditugaskan menjadi sampel. 
d)    Stratified Sampling
Stratified sampling biasa digunakan jika populasi terdiri dari golongan-golongan yang mempunyai susunan bertingkat. Dalam banyak penyelidikan seorang penyelidik tidak menghadapi suatu populasi yang utuh homogin, melainkan suatu populasi yang menunjukkan adanya lapisan-lapisan atau strata.
e)     Purposive Sampling
Dalam purposive sampling pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas cirri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paud  yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Nama purposive sampling menunjukkan bahwa teknik ini digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sebagai contoh: penyelidikan untuk menetapkan sikap rakyat terhadap sesuatu masalah pendidikan dimana hanya diambil sampel-sampel subyek dari kota-kota besar, sedang, dan kecil dengan jalan interview atau angket. Penetapan kota-kota yang dimasukkan ke dalam sampel didasarakan atas penyelidikan yang mendahului seperti sensus penduduk dan semacamnaya.
f)       Quota Samplig
Cara ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Jika peneliti mengambil sampel dari populasi penelitian dengan cara menentukan sejumlah anggota sampel secara qantun atau jatah, teknik sampling semacam itu disebut quota sampling.
Kelemahan Quota Sampling :
·        Tuntutan-tuntutan teori probabilitas tentang representativitas sampel tidak dipenuhi.
·        Para pengumpul data umumnya tidak diawasi dengan seksama
·        Sifat-sifat populasi yang dijadikan kriterium tidak dibatasi dengan tegas
·        Variasi subyek dalam sampel kurang mendapat perhatian dan dalam analisa tidak ada teknik yang digunakan untuk memperhitungkan atau menaksir kesalahannya.
g)    Incidental Sampling
Incidental sampling adalah apa yang adalah disebut incidental sampling atau sampling kebetulan. Dalam teknik sampling ini yang dijadikan anggota sampling apa atau siapa saja yang kebetulan dijumpai ditempat-tempat tertentu, di warung-warung, di cafeteria, di lapangan, di stasiun, dan sebagainya.
h)    Propotinal Sampling
Bilamana dalam suatu sampling proporsi atau perimbangan unsur-unsur atau kategori-kategori dalam populasi diperhatikan dan diwakili dalam sampel, teknik ini disebut proportional sampling. Untuk dapat memenuhi proportional pertama-tama harus diketahui lebih dulu macamnya unsure-unsur atau kategori dalam populasi.
i)       Area Sampling
Dalam area sampling suatu daerah besar dibagi-bagi ke dalam daerah-daerah kecil, dan daerah-daerah kecil ini pada gilirannya dibagi-bagi lagi menjadi daerah-daerah yang lebih kecil lagi. Dalam research-research sosial teknik sampling ini kerap kali digunakan.
Contoh : jika suatu kecamatan dijadikan populasi penyeliidikan, dengan area sampling dipilihlah beberapa desa yang mewakili seluruh kecamatan itu. Jika diperlukan dari beberapa desa yang sudah dipilih diadakan lagi pemilihan terhadap beberapa dukuh yang dipandang mewakili masing-masing desa.
j)       Cluster Sampling
Jika populasi terdiri dari cluster-cluster atau rumpun-rumpun, seperti misalnya populasi SMA terdiri dari SMA-SMA Negeri, Swasta, dan Bersubsidi, dan pemilihan sampel-sampel penyelidikan didasarkan atas cluster-cluster itu, teknik ini disebut cluster sampling. Cluster sampling tidak tidak memilih individu-individu, melainkan cluster-cluster. Dengan begitu maka kesimpulan dari penyelidikan culter sampling tidak berlaku untuk nindividu-individu, melainkan untuk cluster-cluster secara keseluruhannya.
k)    Combined Sampling
Beberapa dari sampling-sampling tersebut di atas dapat dikombinasikan sehingga merupakan sampling kombinasi. Misalnya statifiet sampling memperhatikan proporsi dari tiap-tiap stratum, samplingnya menjadi proportional stratifiet sampling. Jika seterusnya pemilihan subyek dalam tiap-tiap stratum dilakukan dengan teknnik rundom sampling, nama samplingnya menjadi proportional stratifiet random sampling.
l)       Double Sampling
Double sampling atau sampling kembar sangat baik untuk research pendidikan yang menggunakan angket yang dikirim dengan pos sebagai usaha penampungan bagi mereka yang tidak mengembalikan data angket. Mereka yang teelah mengembalikan daftar angket dimasukkan dalam sampel pertama, dan mereka yang tidak mengembalikan dalam sampel kedua. Informasi yang diperlukan dalam sampel kedua ini, karena tidak dapat diperoleh dengan jalan angket,kemudian dapat dicapai dengan jalan interview. Kedudukan dari sampel kedua dengan demikian adalah sebagai pelengkap sumber informasi.

m)  Statististik dan Parameter
Segala bilangan sebagai hasil pengukuran atau perhitungan yang dilakukan dalam sampel akan memberikan beberapa bahan atau data deskriptif. Data deskriptif yang diperoleh dari sampel disebut data statistik atau statistik.
Parameter adalah seegala hasil pengukuran atau perhitungan dari populasi.
n)    Cara Sistematik
Cara ini hampir sama dengan cara random, namun dilakukan secara sistematik, yaitu mengikuti suatu pola tertentu dari nomor anggota populasi yang dipilih secar random, berdasrkan jumlah sampel yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Misalnya kita menghendaki sebuah sampel berukuran 60 dari sebuah populasi yang berukuran 600. Setelah setiap individu dari populasi diberi nomor urut 001sampai 600, bagilah individu itu menjadi 60 kelompok ( subpopulasi ), yang setiap kelompoknya terdiri dari 10 individu. Subpopulasi pertama berisi individu bernomor 001 sampai dengan 010, subpopulasi kedua berisi individu bernomor 011 sampai dengan 020, dan seterusnya sampai subpopulasi yang ke 60 berisi individu dengan nomor 591 saqmpai dengan 600.

3.     Tes
Tes sebagai instrument pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ada beberapa macam tes instrument pengumpul data, antara lain :
a)     Tes kepribadian
Tes kepribadian adalah tes yang digunakan untuk mengungkapkan kepribadian seseorang
b)    Tes bakat
Tes bakat atau talent tes adalah tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang
c)     Tes prestasi
Tes presstasi atau achievement, adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu
d)    Tes inteligensi
Tes inteligensi adalah tes yang digunakan untuk membuat penaksiran atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang diukur intelegensinya.
e)     Tes sikap
Tes sikap atau attitude test adalah tes yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang
4.     Wawancara
Wawancara dalah instrument pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
Berdasarkan sifat pertanyaan , wawancara dapat dibedakan menjadi:
a)     Wawancara terpimpin, pertanyaan diajukan menurut daftar pertanyaan yang telah disusun.
b)    Wawancara bebas, terjadi Tanya jawab bebas anatara pewawancara dan responden, tetapi pewawancara mengguanakan tujuan penelitian sebagai pedoman.
c)            Wawancara bebas terpimpin, merupakan perpaduan santara wawancara bebas dan wawancara terpimpin.
Dalam pelaksanaannya pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Keuntungan wawancara adalah :
a)       Wawancara dapat digunakan pada responden yang  tidak bisa membaca dan menulis.
b)      Jika ada pertanyaan yang belum dipahami,  pewawancara dapat segera menjelaskannya.
c)       Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan
      pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-
     gerik responden.
Kerugian wawancara adalah :
a)       Wawancara memerlukan biaya yang sangat banyak untuk perjalanan dan uang harian pengumpulan data.
b)            Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah responden yang lebih
        kecil.
c)             Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu  responden.
Daftar pertanyaan untuk wawancara ini disebut sebagai interview schedule. Sedangkan catatan garis besar tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan disebut pedoman wawancara (interview guide).
a)      Untuk mendapatkan penerimaan dan kerja sama dengan responden ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan :
b)    Penampilan fisik
c)     Sikap dan tingkah laku pewawancara
d)     Identitas
e)     Persiapan
f)      Pewawancara harus bersikap netral dan tidak mengarahkan jawaban atau tanggapan responden.

5.     Angket atau Kuesioner (Questionnaires)
Angket atau questioneri adalah instrument pengumpul data yang digunakan dalam teknik komunikasi tak langsung, artinya responden secara tidak langsung menjawab daftar pertanyaan tertulis yang dikirim melalui media tertentu.
Keuntungan dari teknik angket adalah :
a)      Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar
 karena dapat dikirim melalui pos.
b)     Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relative
 murah.
c)      Angket tidak terlalu menggangu responden karena
 pengisiannya ditentukan oleh responden sendiri sesuai
 dengan kesediaan waktunya.
               Kerugiaan teknik angket :
1)    Jika angket dikirimkan melalui pos, maka presentasi yang dikembalikan relative rendah.
2)     Angket tidak dapat digunakan untuk responden yang kurang bisa membaca dan menulis.
3)    Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan.
4)    Dalam membuat jawaban alternative untuk pertanyaan tertutup atau dalam menggolong-golongkan jawaban yang diberikan pada pertanyaan terbuka perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan berikut :
                   Penggolongan hanya didasarkan atas satu prinsip atau satu
                 dimensi. Dengan syarat ini adalah :
(a)  Untuk menghindari agar seseorang tidak dapat masuk dalam lebih dari satu golongan.
(b) Golongan-golongan yang dibuat harus saling meniadakan, artinya jika seseorang sudah dimasukan kedalam satu golongan, ia tidak dapat dimasukkan kedalam golongan lainnya.
(c)   Golongan-golongan yang dibuat harus menyeluruh, artinya tidak seorang pun yang tidak termasuk kedalam salah satu golongan yang dibuat.
Terdapat beberapa pedoman yang harus diperhatikan dalam membuat pertanyaan-pertanyaan untuk instrument penelitian :
1.     Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan.
2.     Hindari pernyataan atau pertanyaan ganda.
3.     Responden harus mampu menjawab agar dapat dipercaya.
4.     Pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan harus relevan (berkenaan dengan tujuan penelitian).
5.     Pertanyaan atau pernyataan yang pendek adalah terbaik.
6.     Hindari pertanyaan, pernyataan atau istilah bias, termasuk tidak menanyakan pertanyaan atau mengajukan pertanyaan yang sugestif (mendorong responden untuk menjawab kearah tertentu).
7.     Angket yang dikirimkan harus disertai surat pengantar yang menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta siapa penelitinya.
8.     Perlu juga untuk melampirkan sampul pengembalian yang sudah beralamat dan sudah berprangko cukup.
Beberapa angket yang sering digunakan:
a)     Angket berstuktur, jawaban pertanyaan yang diajukan sudah disediakan. Responden diminta untuk nenilih satu jawaban yang sesuai dengan dirinya (pertanyaan bersifat tertutup)
Contoh :
1.   Apakah anda termasuk alumni Pasca Sarjana UST ?
a.     Ya
b.     Tidak
2.   Jika ya, tahun berapa anda lulus ?
a.   1 tahun
b.   2 tahun
c.    3 tahun
d.   4 tahun

2)    Angket tak berstruktur, pertanyaan diajukan dalam bentuk pertanyaan terbuka. Jadi, responden diberikan kebebasan untuk menjawab pertanyaan menurut pendapatnya sendiri.
Contoh :
1.     Bagaimanakah pendapat Anda tentang sistem perkuliahan di Pasca Sarjana UST ?
………………………………………………………………
2.     Apakah Anda mempunyai saran tentang sistem perkuliahan di Pasca Sarjana UST ?
………………………………………………………………
6.     Pengamatan (Observation)
Pengamatan (observation) adalah setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Observasi juga diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki, disebut observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yan dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa tersebut diamati melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian foto. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang yang melakukan observasi (observer) agar penggunaan teknik ini dapat menghimpun data secara efektif adalah sebagai berikut :
a)     Pemilikan pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan diobservasi.
b)     Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus pada penelitian yag dilaksanakannya.
c)     Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data. Pertimbangan pencatatan langsung ditempat langsung atau setelah observasi haruslah saksama. Demikian juga alat pencatat data, yaitu Anecdotal record,  catatan berskala, check list, rating scale  atau  mechanical devide perlu dipertimbangkan.
Observasi juga dapat dilakuakan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi, (Suharsimi Arikunto: 200) yaitu :
1.     Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrument pengamatan.
2.     Observasi Sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
Pedoman observasi  berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, observator tinggal memberikan tanda atau tally pada kolom tempat peristiwa muncul. Cara bekerja seperti ini disebut sistem tanda (sign System).
Sign system digunakan sebagai instrument pengamatan situasi pengajaran sebagai sebuah potret sesuai pengajaran sebagai sebuah potret selintas (snapshot). Misalnya : guru menerangkan, guru menulis di papan tulis, guru bertanya kepada seorang murid, guru menjawab, murid bertanya, murid berteriak, dan sebagainya. Setelah pengamatan dalam satu periode tertentu, semua kejadian di cek. Kejadian yang muncul lebih dari satu kali dalam satu periode pengamatan, hanya dicek satu kali. Dengan demikian akan diperoleh gambar tentang apa kejadian yang muncul dalam situasi pengajaran ( Suharsimi Arikunto:200).
7.     Catatan Anekdok
Daftar  catatan Anekdok adalah catatan peneliti mengenai segala sesuatu yang terjadi pada saat pengamatan berlangsung. Peristiwa atau sesuatu yang dianggap penting dicatat dengan singkat tanpa harus mengikuti aturan tertentu.

8.     Daftar Cek (Check List)
Adalah  suatu daftar  yang  berisi  subyek  dan aspek-aspek yang akan diamati. Ceklis dapat menjamin bahwa peneliti mencatat tiap-tiap kejadian sekecil apapapun yang dianggap penting.


Contoh : Check list tentang keaktifan siswa dalam berdiskusi
              kelompok pada mata pelajaran matematika.
  No
Nama Siswa
SB
   B
C
K
SK
1
Lia




2
Tri




3
Angel




4
Noel




5
Sasongko





Keterangan :
SB = Sangat Baik
B   = Baik
C   = Cukup
K   =  Kurang
SK =  Sangat Kurang
9.     Skala Sikap
Bentuk-bentuk skala sikap yang perlu diketahui:
Skala Likert, mengharuskan responden untuk menjawab suatu  pertanyaan  dengan  jawaban : Sangat Setuju (ss), Setuju (s), Tidak Menjawab (n), Tidak Setuju (T), dan Sangat Tidak Setuju (ST) setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap.
Untuk pertanyaan positif :
SS = 5, S = 4, N  = 3, T = 2, ST = 1
Untuk pertanyaan negatif :
SS = 1, S = 2, N = 3, T = 4, ST = 5
Contoh :
Berilah lingkaran pada huruf yang tersedia.
No
PERTANYAAN
SS
S
N
T
ST
1
Dalam belajar harus fokus pada satu titik pelajaran agar sukses dengan memuaskan





2
Prestasi belajar dapat ditingkatkan dengan rajin membaca






a)     Skala Diferensial Semantik
Pada skala ini, responden diminta untuk menjawab atau memberikan penilaian terhadap suatu konsep atau obyek tertentu, misalnya kepemimpinan, prosedur kerja, aktvitas, dan sebagainya.
Skala ini menunjukkan suatu keadaan yang saling bertentangan, misalnya : aktif-pasif, tertutup-terbuka, baik-buruk, dan sebagainya.



Contoh :
Mengamati hubungan antara sesame mahasiswa MP II A dalam satu kelas.
Jawabannya ditulis dengan format sebagai berikut :
Intim      …. …. …. …. …. …. ….    Renggang
                 3    2   1    0   -1   -2  -3
b)    Skala Thurstone, meminta responden untuk memilih pernyataan yang ia setujui dari beberapa pernyaan yang menyajikan pandangan yang berbeda-beda.
c)     Setiap item mempunyai asosiasi nilai antara satu sampai dengan 11, tetapi nilai-nilainya tidak diketahui oleh responden. Pemberian nilai ini berdasarkan jumlah tertentu pertanyaan yang dipilih oleh responden mengenai angket itu. Perbedaan antara skala thurstone dan skala likert ialah pada skala thurstone interval yang panjangnya sama memiliki intensitas kekuatan yang sama, sedangkan pada skala likert tidak perlu sama.
Contoh :
1.     Pilih 5 dari 10 pertanyaan berikut ini :
2.     Saya memilih pekerjaan sebagai guru walaupun tahu bahwa  jabatan guru itu bukan pekerjaan komersial.
3.     Bila saya seorang mahasiswa Pasca Sarjana MP II A, saya akan mengusulkan pemakaian atribut tertentu saat kuliah, misalnya menggunakan cirri khas daerah masing-masing.
4.     Saya lebih berbangga diri bila saya lebih memiliki kemampuan dalam mengajarkan sesuatu daripada menguasai bidang studi.
5.     Apa yang dapat dibanggakan oleh seorang guru : gaji pas-pasan, pergi mengajar naik kendaraan umum, di sekolah sering berhadapan dengan anak-anak nakal, dan lain-lain.
6.     Nikmatnya menjadi guru ialah bila kita berhasil menerangkan sesuatu kepada siswa yang memperoleh kesukaran belajar.
7.     Sebagai guru, saya patut berbangga diri sebab gurulah yang paling lama bergaul dengan anak muda dalam pembentukan bangsa.
8.     Semestinya gaji guru lebih besar daripada gaji pegawai  non-guru.
9.     Apa perlunya guru berbangga diri atas keberhasilan anak didiknya karena mereka sendiri sering tidak pernah merasa diamati.
10.            Alangkah baiknya ia membimbing saya. Bila saya jadi pembimbing, insya Allah saya akan menirunya.
11.            Seandainya saya mahasiswa Pasca Sarjana MP II A UST, sedapat mungkin saya akan menyembunyikan identitas saya.
(Skor untuk pernyataan itu adalah : 1-10, 2-7, 3-6, 4-2, 5-8,
6-9, 7-4, 8-3, 9-5, 10-1).
Bila seorang calon guru memilih nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, skornya dari angket itu sama dengan (10+7+6+8+9):5= 40:5= 8.
Kesimpulannya ialah kebanggaan calon guru menjadi guru adalah tinggi. (Ruseffendi, 1998).
Skala Guttman, merupakan skala komulatif. Jika seseorang menyisakan pertanyaan yang berbobot lebih berat, ia akan mengiyakan pertanyaan yang kurang berbobot lainnya.
Skala Guttman ingin mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi. Skala Guttmen disebut juga skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan atribut universal.
10. Pengujian ( testing)
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan berbagai  cara antara lain:
a)     Uji Z
Dapat diterapkan untuk menguji hipotesis dalam penelitian satu pelakuan yang menggunakan presentase akan tetapi layaknya statistik inferensia yang memiliki sifat dapat memprediksi, mengestimasi, dan menggeneralisasi, mengharuskan dipenuhinya beberapa syarat pengukuran. Langkah-langkah pengujian dilakukan sebagai berikut:
(1) Menentukan sampel respresentatif
(2) Merumuskan hipotesis yang akan diuji
(3) Menguji normalisasi sebaran data
(4) Jika data berdistribusi normal, dilanjutkan dengan menghitung nilai Z
(5) Menguji hipotesis
Jika distribusi data tidak normal, dilanjutkan dengan tes median.
b)    Normalitas
Menguji normalitas data kerapkali disertakan dalam suatu analisis inferensial untuk satu atau lebih kelompok sampel. Normalitas sebaran data menjaddi data asusmsi yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statististik apa yang dipakai dalam penganalisaan seelanjutnya.
c)     Korelasional adalah suatu kegiatan menganalisis data tentang hubungan/ kaitan antar variable dalam suatu penelitian dengan menggunakan teknik-teknik statistic.
d)    Koefisien Korelasi
Kuat lemahnya hubungan antar variable yang dianalisis itu dapat diketahui dari koefisien korelasi (angka korelasi ) yang diperoleh. Selain itu, koefisien korelasi juga memperlihatkan arah korelasi antara vareabel yang diteliti. Terdapat arah korelasi yang positif (+) , yaitu yang menunjukkan adanya korelasi sejajar yang searah. Jadi apabila variabel X mengalami pertambahan (naik) , hal ini akan diikuti pula oleh pertambahan variable Y. sebaliknya , pengurangan (penurunan) variable X diikuti oleh penurunan variable Y. ada pula arah korelasi yang negative (-), yaitu yang menunjukan adanya korelasi sejajar dua variable yang diteliti, tetapi berlawanan arah (bertentangan, berkebaikan). Jadi, kenaikan variable X diikuti oleh penurunnan variable Y.
e)     Koefisien Determinasi
Adalah kuadrat dari koefisien korelasi yang dikalikan dengan 100. Koefisien determinasi mengandung arti bahwa besarnya prosentase varians variable yang satu ditentukan oleh varians variable lain. Jadi, seandainya diketahui koefisien korelasi variable X dengan variable Y besarnya adalah r = 0,752 maka nilai r2 = 0,5655. Artinya 56, 55 % , sedangkan sisanya 43,45 % ditentukan oleh vareabel lain yang perlu diteliti lebih lanjut (tidak diteliti dalam penelitian ini).
f)      Regresi Linier Sederhana
Makna koefien korelasi hanyalah memperlihatkan arah dan kekuatan hubungan dari dua atau lebih vareabel yang dikorelasikan. Untuk mengetahui bagaimana ketergantungan vareabel terhadap vareabel lain yang diperlukan teknik analisis yang lain, yaitu regresi linier sederhana:
(1) Analisis korelasi (Bivariat)
·        Bertujuan mengetahui derajat keeratan hubungan antara dua variable.
·        Dalam analisi korelasi tidak perlu dibedakan variable independen dan variable dependen.
(2) Analisis Regresi (Sederhana)
·        Bertujuan tidak hanya mengukur derajat keeratan hubungan tetapi juga menduga besarnya arah hubbungan itu serta menduga besarnya variable dependen jika nilai variable independen diketahui.


12.            Dokumentasi (documentation)
Dokumentasi suatu teknik pengumpulan data dengan
 meghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Dalam melaksanakan metode dokumen dokumentasi, peneliti menyelediki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan
( Suharsimi Arikunto:201-202) :
a)      Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya
Contoh :
Pendapat Tentang Diri Dosen Metodologi
Nama mahasiswa :…………..
Nim                      :…………..
1.     Cara mengajar
Tidak memuaskan
Kurang memuaskan
Cukup memuaskan

Memuaskan
Sangat memuaskan






b)     Chek-list, yaitu daftar variable yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang dimaksud.
Dalam pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol.
C.Jenis-Jenis Pengumpulan Data
1. Jenis Data Menurut Sumber
a) Data Primer (Langsung)
Pengertian Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda). Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara menjawab pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda (metode observasi).
b)    Data Sekunder (tidak langsung)
Pengertian Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum. Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara berkunjung ke perpustakaan, pusat kajian, pusat arsip atau membaca banyak buku yang berhubungan dengan penelitiannya.
           2.Jenis Data Menurut Sifat
a.     Data Faktual (berdasarkan pada fakta)
Suatu kejadian yang bersifat nyata, benar-benar terjadi tetapi tidak terikat dengan waktu, dengan kata lain suatu kejadian yang faktual bisa terjadi di masa lalu ataupun masa sekarang.
b.     Data Valensi (Berdasarkan Pada Opini)
1)    Jenis data menurut kepentingan statistik
2)    Data nominal (kualitatif non gradual)
3)    Data ordinal (kualitatif gradual)
Data ordinal adalah data statistik yang mempunyai daya berjenjang, tetapi perbedaan antara angka yang satu dan angka yang lainnya tidak konstan atau tidak mempunyai interval yang tetap.
4)    Data Interval (kuantitatif non mutlak)
Data interval adalah data yang jarak antara satu dan lainnya sama dan telah ditetapkan sebelumnya.
5)    Data Ratio (kuantitatif mutlak)
Data ratio adalah jenis data yang mempunyai tingkatan tertinggi. Data ini selain mempunyai interval yang sama, juga mempunyai nilai nol (0) mutlak, misalnya hasil pengukuran panjang, tinggi, berat.


BAB III
       KESIMPULAN

Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainya.
Jenis data menurut sumber :
1.     Data primer ( langsung)
2.     Data sekunder (tidak langsung)
Jenis data menurut sifat :
1.     Data faktual (berdasarkan pada fakta)
2.     Data valensi (berdasarkan pada opini)
Jenis data menurut kepentingan statistik :
1.     Data nominal (kualitatif non gradual)
2.     Data ordinal (kualitatif gradual)
3.     Data interval (kuantitatif nonmutlak)
4.     Data ratio (kuantitatif mutlak)
Tehnik pengumpulan data :
1.     Wawancara (interview)
2.     Angket (questionnaire)
3.     Pengamatan (observation)
4.     Pengujian (testing)
5.     Dokumentasi (documentation)

  



DAFTAR PUSTAKA

Moersetyo Rahadi, Subana , Sudrajat, 2000, Statistik Pendidikan,
                   Bandung, CV Pustaka Setia
Suharsimi Arikunto, 2013, Proseedur Penelitian, Jakarta,  PT Rineka
                  Cipta
Sutrisno Hadi, 2000,Yogyakarta, Andi

http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-faktual-dan-aktual/ diakses 24-11-2017  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI MALAM

ALAT JAHIT DAN FUNGSINYA

ETIKA DAN ESTETIKA BERBUSANA